Tradisiini telah berlangsung selama ratusan tahun, sejak Islam diperkenalkan ke Banyuwangi oleh Sunan Giri. Pada Pawai Endog, ribuan telur rebus dihias, ditusuk menggunakan kayu, lalu ditancapkan ke batang pohon pisang. Selain telur, batang pohon pisang juga dihias dengan beragam dekorasi kertas. Setelah diarak, telur-telur rebus tersebut akan diperebutkan para warga.
Kota Palu ANTARA - Sejumlah pedagang di pasar tradisional Masomba, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu 8/10 memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan menghias pohon pisang yang dipasangi telur dan sejumlah ragam hadiah kemudian diletakkan di sepanjang jalan dan lorong pasar tersebut. Menurut Nani salah satu pedagang di pasar Masomba, Sabtu kegiatan ini sudah menjadi tradisi tahunan pedagang setiap Maulid Nabi Muhammad SAW. Sejumlah hadiah yang dipasang di pohon pisang hias tersebut adalah ragam barang yang dijual para pedagang. Selain itu, hal ini merupakan salah satu bentuk kesyukuran pedagang. "Ini bentuk kesyukuran kita, tidak rugi juga kita berikan hadiah karena satu tahun juga satu kali," ucapnya. Kegiatan yang dilakukan oleh pedagang ini juga mengundang antusias warga. Mulai dari anak anak hingga orang tua datang ke pasar Masomba untuk sekadar berebut hadiah yang dipasang di pohon pisang hias tersebut. "Ini kegiatannya menarik, makanya coba datang ke sini, ternyata selain telur ada hadiah lain juga yang ditaruh di pohonnya," jelas Rian salah satu pengunjung pasar Masomba. Maulid merupakan peringatan hari lahir nabi Muhammad SAW. Di Indonesia, peringatan maulid jatuh setiap 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Beberapa warga Indonesia juga menggelar berbagai kegiatan setiap maulid, hal itu dilakukan sebagai bentuk kesyukuran, ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Baca juga Masyarakat di Kudus diajak lestarikan tradisi ampyang maulid Baca juga Pemkab Ciamis salurkan paket sembako saat Maulid Nabi Muhammad SAW Baca juga Tradisi Baayun Maulid di Tapin Kalsel diikuti orangPewarta Rangga MusabarEditor Triono Subagyo COPYRIGHT Ā© ANTARA 2022
ā Peringatan Maulid sebagai bagian dari syiar Islam juga dapat dilihat dari perspektif kebudayaan, yakni adat dan tradisi masyarakat yang selain mereka mentradisikan hiasan telur, juga ada hiasan pohon pisang. Pohon pisang yang padanya ditancapkan telur saat maulid, memiliki makna filosofi merujuk pada firman Allah, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak⦠perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan perhatikan pula kematangannya. Sesungguhnya, pada yang demikian itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. QS. al-Anāam/6 99. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Tuhanmu telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,⦠perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu mengingatnya. QS. Ibrahim/14 24-25. Al-Qurāan kemudian menyebutkan bahwa pisang sebagai salah satu buah-buahan surga, berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon-pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, ares nya yang tercurah, buah-buahan banyak tanpa putus.. QS. al-Waqiāah/56 28-31. Demikian firman Allah yang menggambarkan bahwa pohon pisang harus dijadikan ibrah pada momen maulid. Ayat tersebut pada klausa Wa Thalhin Mandhuudin pohon pisang bersusun sistemik sebagai melahirkan tunas-tunasnya. Demikian kenyatannya bahwa pohon pisang tidak mati sebelum bertunas, memberi gambaran yang baik mengenai alih generasi. Maulid selain mengenang hari lahir Nabi saw juga hari wafatnya yang sepeninggalnya muncul tunas-tunas generasi sahabat berilian yang secara filosofis pohon pisang telah mengajarkan secara simbolik kepada manusia agar menyiapkan kaderisasi sebagai bentuk regenerasi untuk kelanjutan dakwah risalah kenabian. Pada pohon pisang ada daun-daun, itu bagian dari tunas-tunas generasi yang diharapkan mengayomi karena daun identik dengan wadah pengalas dan dijadikan penutup atau pembungkus makanan saat maulid bagaikan payung, diharapkan kepada kita untuk mampu menjadi panyung, memanyungi umat. Daun pisang yang sudah digunakan dan mengering, atau tangkai daun yang sudah kering dapat pula dimanfaatkan manusia sebagai bahan bakar disimbolkan sebagai pemicu bagi bahan bakar kayu yang lebih kuat. Ini semua dimaknakan sebagai pemberi energi kehidupan, pemberi semangat bagi manusia untuk menjalani kehidupan seperti yang dialami oleh Nabi saw yang diperingati maulidnya ini. Batang pisang yang bentuknya berserat-serat panjang itu, dimanfaatkan manusia menjadi tali-temali yang dipintal, dan sebagian lagi ada digunakan sebagai pita-pita untuk bahan anyaman menjadi benda-benda pakai seperti tas, dompet, sarung bantal kursi dan lain-lain sebagai simbolisasi agar kita bermanfaat dan mampu memberi manfaat. Bahkan batang pisang yang sudah lapuk pun dijadikan sebagai penyubur tanah pertanian. Ini semua menggambarkan agar melalui maulid, manusia mampu menjadirikan dirinya bermanfaat untuk sesamanya dan untuk makhluk lain. Hadis Nabi saw, khaerun nas anfaāahum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat terhadap sesamanya. Dengan maulid Nabi Saw, mari kita mengambil hikmah dan manfaat sebanyak-banyaknya, mengenang jati diri kita bagai pohon pisang, pohon bidara yang tidak berduri QS. al-Waqiāah/56 28, tidak menjadi sampah dan benalu di tengah-tengah masyarakat. Amiiinā¦! Wallahu Aālam. Penulis Mahmud Suyuti, Dosen Ilmu Hadis Universitas Islam Makassar, Komisioner Baznas Sulsel, Sekretaris Lembaga Pendidikan Maāarif NU Sulsel
ā Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Indonesia akan jatuh pada 29 Oktober 2020. Seperti halnya perayaan lain, Maulid Nabi Muhammad diwarnai dengan aneka tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia. Baca juga Filosofi Bubur Merah Putih khas Tahun Baru Islam, Representasi Perempuan dan Lelaki Setiap tradisi masyarakat tak bisa dipisahkan dari kuliner khas. Beberapa di antaranya bahkan hanya muncul di perayaan Maulid Nabi Muhammad ini makanan yang muncul khas untuk perayaan Maulid Nabi Muhammad di beberapa daerah di Indonesia seperti dilansir dari berbagai sumber. KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO Kirab dengan memikul buah-buahan dan hasil bumi menjadi daya tarik tradisi ampyang Maulid yang diadakan warga di halaman Masjid Wali At-Taqwa, Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pekan lalu. Ampyang Maulid merupakan tradisi warga untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. 1. Ampyang Maulid Dilansir dari Ampyang Maulid berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Ampyang adalah tandu yang berisi nasi kepel dibungkus dengan daun jati. Nasi bungkus ini kemudian dirangkai menjadi mirip gunungan setinggi 1,5 meter. Selain nasi kepel, ada pula gunungan berisi buah-buahan dan hasil sayuran lain. Ampyang berisi nasi lengkap dengan kerupuk dan sayur yang dibungkus daun jati. Ratusan nasi bungkus ini kemudian akan diperebutkan warga. Sebelumnya ampyang didoakan lebih dahulu oleh tokoh pemuka dan sesepuh agama Islam di Loram Kulon. Pembagian ampyang jadi puncak acara setelah kirab berakhir. Y ZAMZAMI Kuah Beulangong sudah siap disajikan untuk dinikmati bersama-sama. 2. Kuah Beulangong Kari kambing khas Aceh ini sebenarnya tak hanya muncul di perayaan Maulid Nabi saja. Masyarakat Aceh biasanya memasak kuah beulangong di berbagai perayaan, seperti kenduri, penyambutan kelahiran, pesta pernikahan, dan masih banyak lagi. Dilansir dari Tribun Travel, kuah beulangong adalah kuah kari kambing yang dimasak ke dalam beulangong. Beulangong merupakan belanga yang berukuran sangat besar. Kuah beulangong terdiri dari daging kambing yang dicampur dengan nangka muda. Kontributor Kendal, Slamet Priyatin Gunungan Sumpil saat diarak oleh warga, Minggu 7/5/2017. 3. Sumpil Masyarakat Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah punya makanan khas yang muncul di perayaan Maulid Nabi Muhammad. Sumpil adalah makanan berbahan dasar beras. Mirip dengan ketupat, tapi dibungkus dengan daun bambu dan dibentuk limas segitiga. Baca juga Sumpil Makanan Khas KaliwunguBiasanya sumpil dimakan bersama sambal kelapa. Sumpil bisa ditemukan dalam tradisi weh-wehan atau hantaran saat peringatan Maulid Nabi Muhammad. Konon sumpil diperkenalkan sejak zaman Sunan Kalijaga. Bentuk limas segitiga ini dilansir memiliki arti sendiri. Garis segitiga ke atas menandakan hubungan antara manusia dengan Allah atau habluminallah. Sementara garis ke bawah menandakan hubungan sesama manusia atau habluminannas. 4. Nasi Suci Ulam Sari Di Pacitan, Jawa Timur, ada nasi suci ulam sari yang khas muncul saat perayaan Maulid Nabi Muhammad. Nasi ini merupakan simbol permohonan masyarakat supaya dijauhkan dari mara bahaya dan diberkahi Tuhan. Biasanya nasi suci ulam sari disajikan pada malam 12 Rabiul Awal. Nasi ini dibawa setiap kepala keluarga ke rumah tokoh masyarakat atau masjid kampung. Nasinya sendiri berupa nasi uduk yang dibentuk tumpeng berbagai ukuran. Kemudian di atasnya diberi lauk ayam utuh yang direbus dan ditambah pelengkap lain seperti sayuran. ROSYID A AZHAR Walima, perayaan maulid Nabi Muhammad di desa Bongo yang menyajikan arak-arakan kue kolombengi diusung dalam Tolangga. 5. Kue Kolombengi dan Wapili Kue kolombengi dan wapili menjadi hiasan tolangga atau usungan untuk menyambut perayaan walima atau Maulid Nabi Muhammad di Gorontalo. Dilansir dari tolanggan dibuat dari kayu atau rotan yang berbentuk menara atau perahu. Dari pucuk sampai ke bawah, biasanya dipenuhi oleh dua jenis kue khas ini. Kolombengi atau plemben terbuat dari telur dan tepung terigu. Biasanya masyarakat sudah membuat kue kolombengi sejak beberapa hari sebelum perayaan Maulid karena jumlah yang dibutuhkan bisa mencapai ribuan kue. Sementara kue wapili atau wafel memang mirip dengan waffle khas Belgia. Bedanya, kue ini dibuat dengan bahan berupa tepung beras, gula merah, santan, dan telur. Namun secara umum tekstur dan tampilan antara wapili dan waffle hampir sama. ARSIP HUMAS PEMKAB BANYUWANGI Kembang Endog pada Festival Endog-endogan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Banyuwangi, Jatim, Selasa 20/11/2018 6. Endog-endogan Tradisi yang berlangsung di Kabupaten Banyuwangi ini khusus dilakukan pada Maulid Nabi. Dilansir dari masyarakat Banyuwangi menyebutnya Tradisi Muludan Endog-endogan. Endog dalam bahasa Indonesia artinya telur. Telur direbus biasa lalu ditusuk dengan bambu kecil. Tusukan tersebut kemudian dihias dengan kembang kertas yang disebut kembang endog. Kembang endog ini lalu ditancapkan pada jodang, yakni pohon pisang yang juga dihias dengan kertas warna-warni. Jodang-jodang tersebut kemudian diarak keliling kampung. Diiringi dengan alat musik tradisional seperti alat musik patrol, terbang, atau rebana. Setelahnya, barulah telur dibagikan pada masyarakat selepas pengajian dan makan bersama. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.DetailMakna Simbolik Telur, Pohon Pisang & Songkolo Pada Perayaan Maulid - Syiar News, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org XubOp.