Download kitab syamsul maarif pdf. Kitab ini biasanya di pelajari oleh jamaah Nahdlatul Ulama (NU) dan di pondok pondok pesantrennya. Ta'lim muta'alim merupakan kitab atau buku yang secara umum dapat kita artikan dengan buku adab atau etika dalam mencari ilmu atau menuntut ilmu.
Mengenal Kitab Ta’lim Al-Muta’alimPndok Pesantren adalah sarana para pelajar khususnya santri untuk menimba ilmu pengetahuan secara ini terlihat dari padatnya jadwal pengajian serta banyak ragam kitab yang dipelajari. Namun, dalam tradisi pensantren, ada yang lebih penting dari ilmu pengetahuan, yaitu adab atau etika. Termasuk adab dalam mencari para santri, akhlak etika atau adab lebih tinggi derajatnya daripada ilmu. Setidaknya sopan santun lebih berharga daripada banyaknya ilmu. Hal ini serupa dengan yang ddisampaikan oleh Imam Ibnu al-Mubarakنَحْـنُ إِلَى قَلِيْــلٍ مِــنَ اْلأَدبِ أَحْوَجُ مِنَّا إِلى كَثِيْرٍ مِنَ اْلعلْمِ“Kita lebih membutuhkan adab walaupun sedikit dibanding ilmu walaupun banyak” Syekh Syatha Dimyathi al-Bakri, Kifâyah al-Atqiyâ wa Minhâj al-AshfiyâDalam menggembleng akhlak para santri, pondok pesantren memasukkan pelajaran tentang adab dan tata cara menuntut ilmu ke dalam ini agar para santri memahami akhlak yang baik dan tata cara menuntut ilmu yang benar supaya tercapai yaitu mendapat ilmu yang manfaat dan mengenal kitab ta’lim ini ada banyak sekali beragam kitab yang ddigunakan dalam pembelajaran akhlak pada pondok pesantren, antara lain al-Akhlâq lil Banîn karya Syaikh Umar bin Ahmad Baraja, Adabul Alim wal Mutaallim karya Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, Bidâyatul Hidayah karya Imam al-Ghazali, dan yang sangat masyhur setiap pondok pesantren yaitu kitab Ta’lim al-Muta’allim Thariq at-Ta’allum karya Imam Juga Artikel Kami Tentang 8 Kitab Dasar Yang Banyak Dikaji di PesantrenTentang Penyusun KitabKitab Ta’limul Muta’alim merupakan salah satu kitab yang membahas tuntunan belajar. untuk mengenal kitab ta’lim ini kurang rasanya kalau belum mengenal siapa penyusunya,Nama lengkap penyusunnya adalah Syekh Burhanyddin Al- Azarnuji al-Hanafi. Kata Al-Azarnuji dinisbatkan kepada salah satu kota terkenal dekat sungai Oxus, penisbatannya kepada al-Hanafi ujung namanya dapat kita ketahui bahwa beliau bermazhab Hanafi. Mengenai tahun kelahirannya para ulama tarikh masih berbeda pendapat, begitupun dengan tahun menyebutkan Imam al-Zarnûji wafat pada 591 H, namun ada juga yang menyebutkan wafat pada 640 H Syekh Al- Azarnuji, Ta’lim Al-Muta’alim Thariqu Ta’alum.Imam Al-Zarnuji berguru kepada beberapa ulama besar pada masanya, antara lain adalah Ruknul Islam Muhammad bin Abi Bakr 573 H, Hammad bin Ibrahim,Fakhruddin Al-Kasyani, Fakhruddin Qadhi Khan Al-Awz Jundi, dan Ruknuddin Al-Farghani. Para alim ulama tersebut adalah ahli fiqih sekaligus hal inilah yang menyebabkan banyaknya nasihat yang dikutip oleh Imam al-Zarnuji berasal dari ulama Hanafiyah, dan banyaknya syair dalam kitab Belakang Peyusunan KitabLatar belakan penyusunan kitab ini Sebagaimana yang beliau tuliskan dalam kitabوبعد…فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون [ومن منافعه وثمراته ـ وهى العمل به والنشر ـ يحرمون] لما أنهم أخطأوا طريقه وتركوا شرائطه، وكل من أخطأ الطريق ضل، ولاينال المقصود قل أو جل، فأردت وأحببت أن أبين لهم طريق التعلم على ما رأيت فى الكتب وسمعت من أساتيذى أولى العلم والحكم، رجاء الدعاء لى من الراغبين فيه، المخلصين، بالفوز والخلاص فى يوم الدين، بعد ما استخرت الله تعالى فيه،Kalau saya memperhatikan para pelajar santri, sebenarnya mereka telah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, tapi banyak dari mereka tidak mendapat manfaat dari ilmunya, yakni berupa pengalaman dari ilmu tersebut dan itu terjadi karena cara mereka menuntut ilmu salah, dan syarat-syaratnya mereka tinggalkan. karena, barangsiapa salah jalan, tentu tersesat tidak dapat mencapai karena itu saya ingin menjelaskan kepada santri cara mencari ilmu, menurut kitab-kitab yang saya baca dan menurut nasihat para guru saya yang ahli ilmu dan harapan semoga orang-orang yang tulus ikhlas mendo’akan saya sehingga saya mendapatkan keuntungan dan keselamatan di akherat. Begitu do’a saya dalam istikharah ketika akan menulis kitab Juga Artikel Kami Tentang Kitab Kuning dan Perannya di Dunia PesantrenFasal Dalam Kitab Ta’limul Muta’alimUntuk lebih mengenal kitab ta’lim ini Syekh Al-Zarnuji menjelaskan metode belajar dalam kitabnya ada 13 pasal yaitu 1. Hakekat ilmu, hukum mencari ilmu, dan keutamaannyaDalam pasal ini Imam al- Zarnuji membicarakan Mengenai kewajiban menuntut ilmu, serta tidak seluruh ilmu wajib yang harus untuk mereka merupakan Ilmul perihal, semacam ilmu iman, ilmu shalat, zakat, serta itu beliau mengatakan keutamaan- keutamaan menuntut ilmu, di antara lain analogi Imam al- Zarnuji hendak keutamaan Nabi Adam AS dibandingkan para malaikat merupakan sebab ilmu yang al- Zarnuji pula menarangkan kalau hukum menuntut ilmu terdapat fardlu ain, salah satunya merupakan ilmu wudhu serta fardlu kifayah, semacam ilmu metode menguburkan haram, semacam menekuni ilmu ramalan bersumber pada jawâz boleh, semacam menekuni ilmu Niat dalam mencari ilmuImam Zarnuji mengatakan, kalau seseorang pelajar wajib mempunyai niat ketika menuntut ilmu. Sebagai landasan ialah sabda Nabi tentang niat,“ innamal a’ mâlu binniyyat”,”Sesungguhnya amal seorang bergantung pada niatnya.” Terdapat sebagian niat yang diajarkan Imam al- Zarnuji kala menuntut mencari ridha Allah menghilangkan kebodohan sendiri serta orang menghidupkan agama serta mendirikan mensyukuri nikmat ide serta kesehatan tubuh. Dalam pasal ini Imam al- Zarnuji pula berikan peringatan biar seseorang pelajar tidak mencari dengan iktikad mencari pengaruh biar orang- orang berpaling juga mencari peran dari penguasa, kecuai bila ilmu tersebut untuk menyeru pada kebaikan serta mecegah kemungkaran pada Cara memilih ilmu, guru, teman, dan ketekunanDalam pasal ini Imam al- Zarnuji berikan anjuran untuk para pelajar untuk memilah ilmu, guru, serta untuk seseorang pelajar mendahulukan ilmu yang dibutuhkannya pada saat ini dalam urusan agama ilmul hal, baru setelah itu menekuni ilmu yang bermanfaat menurutnya pada masa yang akan Imam Zarnuji menganjurkan supaya mencari guru yang lebih pandai serta lebih sepuh darinya, serta memilah sahabat yang tekun, wara’, baik tabiatnya, serta Cara menghormati ilmu dan guruImam al-Zarnuji menjelaskan bahwa seorang pelajar santri tidak akan mendapat ilmu melainkan ia menghormati ilmu dan pemiliknya, yaitu menyebut adab apa saja yang harus seorang pelajar taati, antaralain ialah tidak duduk di tempat duduk gurunya, tidak memulai percakapan dengan guru kecuali atas izinnya, tidak banyak berbicara dsisi gurunya, dan Kesungguhan dalam mencari ilmu, beristiqamah dan cita-cita yang luhurSungguh-sungguh, tekun, dan semangat Imam Al-Zarnuji memandang ilmu adalah sebagai tujuan yang agung, ia harus mencapai dengan kesungguhan, ketekunan dan semangat yang tidak bergantung pada pelajar saja, namun guru dan orangtua pun harus bersungguh menyiapkan pendidikan banyak memberi saran agar ilmu itu kuat melekat pada seorang pelajar. Antaralain dengan mengulang pelajaran pada setiap permulaan dan akhir Ukuran dan urutannyaimam Al-Zarnuji banyak menyinggung soal urutan tingkat pelajaran yang mesti diajarkan guru kepada murid, dari dasar hingga kemudian kepada tingkat yang lebih itu, Imam al-Zarnuji juga menyatakan bahwa merupakan suatu keharusan bagi pelajar untuk saling menggelar kegiatan seperti mudzakarah, munadharah, dan Al-Zarnuji mengingatkan kepada pelajar untuk senantiasa bersyukur atas karunia Allah SWT yang dianugerahkan kepada mereka berupa kemampuan untuk menuntut TawakalTentunya setelah usaha-usaha, seorag pelajar harus berserah kepada Allah SWT. Imam Al-Zarnuji menyarankan para pelajar untuk tidak perlu merasa sulit dan menyibukkan hati dalam masalah ini senada dengan hadis Nabi SAW, “Barangsiapa yang mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjamin rezekinya.”8. Waktu belajar ilmuMasa Produktif mencari ilmu adalah seumur hidup, sejak dilahirkan hingga masuk ke liang lahat. Menurut Imam Al-Zarnuji, waktu terbaik untuk mencari ilmu ialah pada saat masih muda. Jika seorang pelajar merasa jenuh terhadap satu disiplin ilmu, ia dapat beralih pada disiplin ilmu yang Saling mengasihi dan saling menasehatiIlmu dan akhlak adalah dua hal yang tidak dapat ddipisahkan, Seorang pelajar hendaknya memiliki rasa kasih sayang, bersedia memberi nasihat dan tidak iri pelajar juga seharusnya menghindari permusuhan dengan orang lain, karena dapat menyia-nyiakan waktu. Beliau juga menyarankan agar mereka selalu berfikir positif, tidak berburuk sangka kepada orang Mencari tambahan ilmu pengetahuanImam Al-Zarnuji memakai metode praktis untuk menambah pengetahuan setiap hari. Antaralain ialah dengan mempersiapkan alat tulis setiap saat, tidak menyia-nyiakan waktu, bergaul dengan guru dan tamak kepada ilmu, fokus ketika saat pelajaran, dan taat kepada pasal ini memberi kepada para pelajar untuk menjauhi rasa kenyang, banyak tidur, banyak membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat, menghindari makanan dari pasar bila memungkinkan, menggunjing, bergaul dengan orang yang jelek hendaknya mereka bergaul bersama orang-orang sholeh, duduk menghadap kiblat, mengamalkan sunnah -sunnah Rasul, dan memperbanyak Hal-hal yang dapat menguatkan hapalan dan yang melemahkannyaMenghafal termasuk ke dalam metode belajar dalam berbagai lembaga pendidikan. Imam Al-Zarnuji menyebutkan bahwa hal yang banyak membantu hafalan adalah kesungguhan, tekun, sedikit makan, dan shalat pada sepertiga malam hari, membaca Al-Qur’ hal-hal yang dapat menyebabkan lupa antaralain adalah banyak berbuat maksiat, banyak melakukan dosa, gelisah, khawatir, dan sibuk dengan urusan Hal-hal yang mempermudah datangnya rijki, hal-hal yang dapat memperpanjang, dan mengurangi pasal ini Imam Al-Zarnuji mengingatkan bahwa seorang pelajar harus mengetahui apa saja yang menambah rezeki dan apa saja yang menambah panjang usia dan masa belajarnya dapat terselesaikan dengan baik Imam Al-Zarnuji mengatakan bahwa perbuatan dosa dan dusta dapat menjadi penghalang datangnya itu, Beliau juga menyatakan bahwa tidur pada waktu Subuh termasuk penghalang rezeki, banyak tidur menyebabkan fakir, termasuk fakir dalam bangun pada waktu pagi dapat mendatangkan segala kemudahan dan dapat mendatangkan Imam al- Zarnuji ini sudah banyak orang yang tahu baik di Timur ataupun di Barat. Banyak para ulama yang menyanjung kitab Ta’ lîm al- Muta’ allim, antaralain merupakan al- Allamah al- Kinawi a- berkata,“ Saya sudah membaca kitab ini berulang- ulang, ia merupakan kitab yang ringkas, mempunyai banyak khasiat, berharga serta berfaedah. Imam al- Zarnuji, Ta’ lîm al- Muta’ alim, Beirut halaman40Ta’ lîm al- Muta’ allim sangat sesuai sekali dipelajari oleh santri, apalagi orang yang baru mengenal kitab ta’lim ini mengapa demikian, bahasa dalam kitab ini cukup rumit untuk pelajar pendatang baru, terlebih syair- syair di santri baru hendak memakai kitab Taysirul Kholaq ataupun al- Akhlak lil banin saat sebelum menekuni kitab ini.
TheBook of Ta'lim al-Muta'allim is a classic book that is studied and studied in almost every Islamic educational institution, especially traditional educational institutions such as salaf boarding schools and modern huts because there are basically some concepts of al-Zarnuji education that are worthy of application. Being one of the books inherent in pesantren or formal education, it is not
The background of this reseach is about the teachers and student " s behaviour understanding and implementating toward the kitab which written by Teungku Muhammad Ali Irsyad, the founder of dayah Darussaadah. The research aimed to know kinds of teachers and student " s ethical behavior in the kitab, teachers and student " s understanding toward the teachers and student " s behavior regarding to kitab Khulq 'Aẓim, and their implementation toward the content of the kitab. Moreover, this field research conducted by using qualitative approach in descriptive method at dayah Darussaadah which affiliate to Faradis, Kecamatan Panteraja, Kabupaten Pidie Jaya. Resources of the data are kitab Khuluq 'Aẓīm, teachers and students in dayah Darussaadah. The data was collected by interview and observation. The instrumen of the data collection was interview sheet and observation sheet. Result of the research had shown that numbers of ethical behavior for teachers were 16 kinds of rules, and 24 kinds of rules for students " ethical behavior. In conclussion, a large of number dayah member " s are understood and implementated the ethical behaviors that containing in kitab Khuluq 'Aẓīm, although many of them have any difference comprehences. A. Pendahuluan
INDIFFS.COM - Nadhom Alala Tanalul 'ilma berisikan 37 Bait, merupakan nadhom yang merangkum penjelasan dari Kitab Ta'ii, Muta'alim karya Syaikh Buhanuddin al-islam al-zarnuji tentang metode belajar. Sebagaimana terkait dengan adab-adab menuntut ilmu. Secara keseluruhan didasarkan pada moral religius agar menjadi manusia berkarakter baik terdapat dalam Nadhom Alala.
Pesantren merupakan sarana para pelajar menimba ilmu pengetahuan secara intensif. Hal ini tampak dari padatnya jadwal pengajian serta ragam kitab yang dipelajari. Namun, dalam tradisi pensantren, ada yang lebih urgen ketimbang ilmu pengetahuan, yakni adab atau etika. Termasuk etika dalam mencari ilmu itu sendiri. Bagi para santri, akhlak lebih tinggi derajatnya daripada ilmu. Sedikitnya sopan santun lebih berharga daripada banyaknya ilmu. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Imam Ibnu al-Mubarak نَحْـنُ إِلَى قَلِيْــلٍ مِــنَ اْلأَدَبِ أَحْوَجُ مِنَّا إِلَى كَثِيْرٍ مِنَ اْلعِلْمِ “Kita lebih membutuhkan adab meskipun sedikit dibanding ilmu meskipun banyak” Syekh Syatha Dimyathi al-Bakri, Kifâyah al-Atqiyâ wa Minhâj al-Ashfiyâ, Dar el-Kutub al-Ilmiyah, h. 262. Dalam menggembleng akhlak santri, pesantren memasukkan pelajaran tentang etika dan tata cara menuntut ilmu ke dalam kurikulumnya. Hal ini dilakukan supaya para santri memahami akhlak yang terpuji dan tata cara menuntut ilmu yang benar, supaya ilmu mereka bermanfaat saat mengabdi di masyarakat. Ada beragam kitab yang digunakan dalam pembelajaran akhlak di pesantren. Beberapa yang bisa disebut antara lain al-Akhlâq lil Banîn karya Syekh Umar bin Ahmad Baraja, Adabul Âlim wal Mutaallim karya Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, Bidâyatul Hidâyah karya Imam al-Ghazali, dan yang sangat terkenal di setiap pesantren yaitu kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum karya Imam al-Zarnûji. Kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum merupakan salah satu kitab yang menghimpun tuntunan belajar. Nama lengkap penyusunnya adalah Burhânuddîn Ibrâhim al-Zarnûji al-Hanafi. Kata al-Zarnûj dinisbatkan kepada salah satu kota terkenal dekat sungai Oxus, Turki. Dari penisbatannya kepada al-Hanafi di ujung namanya dapat diketahui bahwa beliau bermazhab Hanafi. Mengenai tahun kelahirannya para ulama tarikh masih berbeda pendapat, begitupun dengan tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan Imam al-Zarnûji wafat pada 591 H, namun ada juga yang menyebutkan wafat pada 640 H Imam al-Zarnûji, Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum, Beirut al-Maktab al-Islami, cetakan pertama, 1981, halaman 18. Imam al-Zarnûji berguru kepada beberapa ulama besar pada masanya, di antaranya adalah Ruknul Islam Muhammad bin Abi Bakr 573 H, Hammad bin Ibrahim, Fakhruddin al-Kâsyâni, Fakhruddin Qâdhi Khan al-Awz Jundi, dan Ruknuddin al-Farghâni. Para ulama tersebut adalah ahli fiqih sekaligus sastra. Mungkin faktor inilah yang menyebabkan banyaknya nasihat yang dikutip oleh Imam al-Zarnûji berasal dari ulama Hanafiyah, dan banyaknya syair di dalam kitab ini. Latar belakang penulisan kitab ini adalah adalah sebagaimana yang beliau tuturkan sendiri dalam mukaddimah kitabnya فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون ومن منافعه وثمراته ـ وهى العمل به والنشر ـ يحرمون لما أنهم أخطأوا طريقه وتركوا شرائطه، وكل من أخطأ الطريق ضل، ولاينال المقصود قل أو جل، فأردت وأحببت أن أبين لهم طريق التعلم على ما رأيت فى الكتب وسمعت من أساتيذى أولى العلم والحكم Tatkala aku melihat banyak dari para penuntut ilmu pada masa kita bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, namun tidak dapat mencapai hasilnya. Di antara manfaat dan buah ilmu adalah mengamalkan ilmu dan menyebarkannya. Mereka terhalang dari ilmu sebab kesalahan dalam metode mencari ilmu, dan mereka meninggalkan syarat-syaratnya. Sedangkan setiap orang yang salah jalan maka akan tersesat, dan tidak mendapat sesuatu yang ia inginkan sedikit ataupun banyak. Maka aku ingin menjelaskan kepada mereka tata cara belajar berdasarkan yang telah aku lihat dan dengar dari guru-guruku yang memiliki ilmu dan hikmah. Imam al-Zarnûji, Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum,halaman 57 Imam al-Zarnuji menjelaskan metode belajar dalam kitabnya. Ada 13 pasal yang disebutkan olehnya dalam Ta’lîm al-Muta’allim, yaitu Hakikat ilmu dan keutamaannya Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji membicarakan perihal kewajiban menuntut ilmu, dan tidak semua ilmu harus dipelajari. Karena yang wajib bagi mereka adalah Ilmul hâl, seperti ilmu iman, ilmu shalat, zakat, dan semacamnya. Setelah itu beliau menyebutkan keutamaan-keutamaan menuntut ilmu, di antaranya analogi Imam al-Zarnuji akan keutamaan Nabi Adam AS dibanding para malaikat adalah karena ilmu yang dimilikinya. Imam al-Zarnuji juga menjelaskan bahwa hukum menuntut ilmu ada 4. Pertama, fardluain, salah satunya adalah ilmu wudhu dan shalat. Kedua, fardlu kifayah, seperti ilmu cara menguburkan jenazah. Ketiga, haram, seperti mempelajari ilmu ramalan berdasarkan perbintangan. Keempat, jawâz boleh, seperti mempelajari ilmu kedokteran. Niat ketika belajar Imam Zarnuji menyebutkan, bahwa seorang pelajar harus memiliki niat saat menuntut ilmu. Landasan yang digunakan beliau yaitu sabda Nabi tentang niat, “innamal a’mâlu binniyyât”, “Sesungguhnya amal seseorang tergantung pada niatnya.” Ada beberapa niat yang dianjurkan Imam al-Zarnuji ketika menuntut ilmu. Pertama, mencari ridha Allah SWT. Kedua, menghilangkan kebodohan dirinya dan orang lain. Ketiga, menghidupkan agama dan mendirikan Islam. Keempat, mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan. Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji juga memberi peringatan supaya seorang pelajar tidak mencari dengan maksud mencari pengaruh supaya orang-orang berpaling kepadanya, begitu juga mencari kedudukan di sisi penguasa, kecuai jika ilmu tersebut digunakan untuk menyeru kebaikan dan mecegah kemungkaran di tengah pemereintah. Memilih ilmu, guru, dan teman, serta keteguhan dalam menuntut ilmu Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji memberi saran bagi para pelajar untuk memilih ilmu, guru, dan teman. Hendaknya bagi seorang pelajar mendahulukan ilmu yang dibutuhkannya sekarang dalam urusan agama ilmul hal, baru kemudian mempelajari ilmu yang berguna baginya pada masa yang akan datang. Dan Imam Zarnuji menyarankan agar mencari guru yang lebih pandai dan lebih sepuhdari dirinya, dan memilih teman yang tekun, wara’, baik tabiatnya, dan tanggap. Menghormati ilmu dan ahlinya Di sini Imam al-Zarnuji menjelaskan bahwa seorang pelajar tidak akan mendapat ilmu melainkan ia menghormati ilmu dan pemiliknya, yaitu gurunya. Beliau menyebut etika apa saja yang harus dilakukan seorang pelajar, di antaranya adalah tidak duduk di tempat duduk gurunya, tidak memulai percakapan dengan guru kecuali atas izinnya, tidak banyak berbicara di sisi gurunya, dan lain-lain. Sungguh-sungguh, tekun, dan semangat Imam al-Zarnuji memandang ilmu adalah tujuan yang agung, ia harus dicapai dengan kesungguhan, ketekunan dan semangat yang tinggi. Kesungguhan tidak hanya bergantung pada pelajar saja, namun guru dan orangtua pun harus bersungguh menyiapkan pendidikan anaknya. Beliau banyak memberi saran supaya ilmu itu kuat melekat pada diri seorang antaranya dengan mengulang pelajaran pada setiap permulaan dan akhir malam. Tahap awal, ukuran, dan urutannya Di sini imam al-Zarnuji banyak menyinggung soal urutan tingkat pelajaran yang mesti diajarkan guru kepada murid, dari dasar baru kemudian kepada tingkat yang lebih tinggiSelain itu, Imam al-Zarnuji juga menyatakan bahwa merupakan suatu keharusan bagi pelajar untuk saling menggelar kegiatan seperti mudzâkarah, munâdharah, dan almuthârahah. Imam al-Zarnuji juga mengingatkan kepada pelajar untuk senantiasa bersyukur atas karunia yang dianugerahkan kepada mereka berupa kemampuan untuk menuntut ilmu. Tawakal kepada Allah Tentunya setelah usaha-usaha diatas, seorag pelajar hars berserah diri kepada Allah SWT. Imam al-Zarnuji menganjurkan para pelajar untuk tidak perlu merasa sulit dan menyibukkan hati dalam masalah rezeki. Hal ini senada dengan hadis Nabi SAW, “Barangsiapa yang mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjamin rezekinya.” Masa produktif Masa mencari ilmu ada seumur hidup, sejak dilahirkan hingga masuk ke liang lahat. Menurut Imam al-Zarnuji, waktu terbaik untuk mencari ilmu adalah saat masih muda. Jika seorang pelajar merasa jenuh terhadap satu disiplin ilmu, ia dapat beralih pada disiplin ilmu yang lain. Kasih sayang dan nasihat Ilmu dan akhlak adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Seorang pelajar hendaknya memiliki rasa kasih sayang, bersedia memberi nasihat dan tidak iri hati. Seorang pelajar juga seharusnya menghindari permusuhan dengan orang lain, karena dapat menyia-nyiakan waktu. Beliau juga menyarankan agar mereka selalu positif thinking, tidak berburu sangka kepada orang lain. Mengambil faedah pelajaran Imam al-Zarnuji meletakan metode praktis untuk menambah pengetahuan, di antaranya ialah dengan mempersiapkan alat tulis setiap saat, tidak menyia-nyiakan waktu, bergaul dengan guru dan tamak kepada ilmu, fokus ketika pelajaran, dan taat kepada seorang guru. Bersikap wara’ ketika belajar Imam al-Zarnuji dalam pasal ini memberi wejangan kepada para pelajar untuk menjauhi rasa kenyang, banyak tidur, banyak membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat, menghindari makanan dari pasar bila memungkinkan, menggunjing, bergaul dengan orang yang rusak akhlaknya. Dan hendaknya mereka bergaul bersama orang-orang sholeh, duduk menghadap kiblat, mengamalkan sunnah -sunnah Rasul, memperbanyak sholawat. Penyebab hafal dan lupa Menghafal termasuk ke dalam metode belajar di berbagai lembaga pendidikan. Imam Zarnuji menyebutkan bahwa hal yang banyak membantu hafalan ialah kesungguhan, tekun, sedikit makan, dan shalat di malam hari, membaca Al-Qur’an. Seadngkan hal-hal yang dapat menyebabkan lupa di antaranya adalah banyak berbuat maksiat, banyak melakukan dosa, gelisah, khawatir, dan sibuk dengan urusan dunia. Sesuatu yang mendatangkan dan menjauhkan rezeki, serta menambah dan memperpendek umur. Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji mengingatkan bahwa seorang pelajar harus mengetahui apa saja yang menambah rezeki dan apa saja yang menambah panjang usia dan kesehatan, supayamasa belajarnya dapat diselesaikan dengan baik. Imam al-Zarnuji menyebutkan bahwa perbuatan dosa dan dusta dapat menjadi penghalang datangnya itu, Beliau juga menyatakan bahwa tidur pada waktu Subuh termasuk penghalang rezeki, banyak tidur menyebabkan fakir, termasuk fakir dalam ilmu. Sedangkan bangun di waktu pagi dapat mendatangkan segala kemudahan dan dapat mendatangkan rezeki. Dalam memperkuat pendapatnya, Imam al-Zarnuji terkadang menggunakan hadis dan syair-syair. Banyak sekali syair dalam kitab Ta’lîm al-Muta’allim, hingga ada yang menghimpunnya dalam kitab khusus, yaitu syair Alala. Salah satu bait yang terkenal dalam kitab ini adalah Syair Muhammad bin al-Hasan تعلم فإن العلم زين لأهله وفضل وعنوان لكل المحامد وكن مستفيدا كل يوم زيادة من العلم واسبح في بحور الفوئد Belajarlah, karena ilmu adalah perhiasan bagi pemiliknya, juga keutamaan dan tanda bagi setiap sesuatu yang dirimu dapat mengambil faedah dari ilmu setiap harinya, dan berenanglah engkau dalam lautan kemanfatan Imam al-Zarnuji, Ta’lîm al-Muta’alim, Beiruthalaman 61 Karya Imam al-Zarnuji ini telah dikenal banyak orang baik di Timur maupun di Barat. Banyak para ulama yang memuji kitab Ta’lîm al-Muta’allim, di antaraya adalah al-Allamah al-Kinawi a-Hindi. Beliau mengatakan, “Aku telah membaca kitab ini berulang-ulang, dia adalah kitab yang ringkas, memiliki banyak manfaat, berharga dan berfaedah. Imam al-Zarnuji, Ta’lîm al-Muta’alim, Beiruthalaman40 Ta’lîm al-Muta’allim sangat cocok sekali dipelajari oleh santri, kendati demikian, bahasa dalam kitab ini lumayan rumit bagi pelajar pemula, terlebih syair-syair di dalamnya. Terkadang santri baru akan menggunakan kitab Taysîr al-Khalâq atau al-Akhlâq lil Banîn sebelum mempelajari kitab ini. Amien Nurhakim, Mahasantri Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah
BeliTa'lim Al Muta'alim Adab Penuntut Ilmu - Pustaka Arafah Terbaru August 2022. ️ 15 hari retur. Kitab Taâ lîm Al-Mutaâ allim Tharîq At-Taâ allum, karya Syaikh Az-Zarnuji ini menekankan aspek nilai adab, baik adab batiniah maupun adab lahiriah dalam proses pembelajaran.
PENGANTAR Kitab TA’LIM MUTA’ALIM THARIQAT TA’LIM, yang disusun dan di karang oleh Syekh Az-Zarnuji, yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Noor Aufa Shiddiq Al-Qudsy denga judul buku PEDOMAN BELAJAR BAGI PELAJAR DAN SANTRI, merupakan kitab wajib di ajarkan di pondok pesantren berbasis salafi dan modern, dan merupakan kitab dan acuan sekaligus bimbingan bagi seorang penuntut ilmu agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi dirinya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sebagaimana kitab suci Al-Quran dan Al-Hadist sebagai pedoman bagi umat islam. Dalam buku/kitab ini terdapat banyak sekali petunjuk – petunjuk bagi seorang penuntut ilmu, seperti halnya memilih guru dan teman yang akan dijadikan seorang guru dan teman untuk berdiskusi dan mencari solusi dalam permasalahan yang ada dalam masyarakat, cara memuliakan ilmu dan shohibul ilmi dan masih banyak hal – hal yang berhubungan tentang hak dan kewajiban penuntut ilmu. Sebagaimana syair di bawah ini tentang bagaimana mencari seorang guru, Beliau mengatakan لا تصحب الكسلان فى حالاته كم صالح بفساد اخر يفسد Yang artinya “Janganlah engkau bergaul dengan seorang yang pemalas, banyak orang yang baik lantaran bergaul dengan orang yang rusak tingkah lakunya, akhirnya ia menjadi rusak.” DAFTAR ISI Judul PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………….. i DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………. ii RESUME KITAB TA`LIMUL MUTA`ALIM ………………………………………………………… 1 PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………….. 22 RESUME KITAB TA`LIM MUTA`ALIM 1. PENGERTIAN ILMU DAN FIQIH SERTA KEUTAMAANNYA. A. Kewajiban Belajar Rasulullah saw bersabda “Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”. Perlu diketahui bahwa, kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan ini tidak untuk sembarang ilmu, tapi terbatas pada ilmu agama, dan ilmu yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia. Sehingga ada yang berkata, “Ilmu yang paling utama ialah ilmu Hal. Dan perbuatan yang paling mulia adalah menjaga perilaku.” Yang dimaksud ilmu hal ialah ilmu agama islam. B. Keutamaan Ilmu Tidak seorang pun yang meragukan akan pentingnya ilmu pengetahuan, karena ilmu itu khusus dimiliki umat manusia. Adapun selain ilmu, itu bisa dimiliki manusia dan bisa dimiliki binatang. Dengan ilmu pengetahuan. Ilmu itu sangat penting karena itu sebagai perantara sarana untuk bertaqwa. Dengan taqwa inilah manusia menerima kedudukan terhormat disisi Allah, dan keuntungan yang abadi. Sebagaimana dikatakan Muhammad bin Al-Hasan bin Abdullah dalam syairnya “Belajarlah! Sebab ilmu adalah penghias bagi pemiliknya. dia perlebihan, dan pertanda segala pujian, Jadikan hari-harimu untuk menambah ilmu. Dan berenanglah di lautan ilmu yang berguna.” Oleh karena itu orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara’ lebih berat bagi setan daripada menggoda seribu ahli ibadah tapi bodoh. C. Belajar Ilmu Akhlaq Setiap orang islam juga wajib mengetahui/mempelajari akhlak yang terpuji dan yang tercela, seperti watak murah hati, kikir, penakut, pemberani, merendah diri, congkak, menjaga diri dari keburukan, israf berlebihan, bakhil terlalu hemat dan sebagainya. Sifat sombong, kikir, penakut, israf hukumnya haram. Dan tidak mungkin bisa terhindar dari sifat-sifat itu tanpa mengetahui kriteria sifat-sifat tersebut serta mengetahui cara menghilangkannya. Oleh karena itu orang islam wajib mengetahuinya. D. Ilmu Yang Fardu Kifayah dan Yang Haram dipelajari. Dikatakan bahwa mengetahui/mempelajari amalan ibadah yang hukumnya fardhu ain itu ibarat makanan yang di butuhkan setiap orang. Sedangkan mempelajari amalan yang hukumnya fardhu kifayah, itu ibarat obat, yang mana tidak dibutuhkan oleh setiap orang, dan penggunaannya pun pada waktu-waktu tertentu. Sedangkan mempelajari ilmu nujum itu hukumnya haram, karena ia diibaratkan penyakit yang sangat membahayakan. Dan mempelajari ilmu nujum itu hanyalah sia-sia belaka, karena ia tidak bisa menyelamatkan seseorang dari taqdir Tuhan. Boleh mempelajari ilmu nujum ilmu falaq untuk mengetahui arah kiblat, dan waktu-waktu shalat. Boleh pula mempelajari ilmu kedokteran, karena ia merupakan usaha penyembuhan yang tidak ada hubungannya dengan sihir, jimat, tenung dan Nabi juga pernah berobat. E. Definisi Ilmu. Ilmu ditafsiri dengan Sifat yang dimiliki seseorang, maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya. Ujar Abu Hanifah Ilmu itu hanya untuk diamalkannya, sedang mengamalkan di sini berarti meninggalkan orientasi demi akhirat. 2. NIAT DI WAKTU BELAJAR A. Niat Belajar Wajib berniat waktu belajar. Sebab niat itu menjadi pokok dari segala hal, sebagaimana sabda nabi saw Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu terserah niatnya” Hadits shahih. Dari beliau pula diriwayatkan sebuah hadits ”Banyak amal perbuatan yang berbentuk amal dunia namun karena bagus niatnya maka menjadi bagian amal akhirat. Adapula amal perbuatan yang terlihat amal akhirat lalu menjadi amal dunia yang karena buruk niat.” B. Niatan Baik dan Buruk. Di waktu belajar hendaklah berniat mencari Ridha Allah swt. Kebahagian akhirat, memerangi kebodohan sendiri dan segenap kaum bodoh, mengembangkan agama dan melanggengkan islam sebab kelanggengan islam itu harus diwujudkan dengan ilmu. Dengan belajar pula, hendaklah diniati untuk mensyukuri kenikmatan akal dan badan yang sehat. Belajar jangan diniatkan untuk mencari pengaruh, kenikmatan dunia ataupun kehormatan di depan sultan dan penguasai-penguasa lain. C. Kelezatan dan Hikmah Ilmu. Siapa saja telah merasakan kelezatan rasa ilmu dan amal, maka semakin kecillah kegemarannya akan harta benda dunia. Penuntut ilmu hendaknya memperhatikan apa yang tersebut diatas. Ia telah mengatasi kepayahan yang cukup banyak, maka jangan sampai ilmu yang telah ia peroleh itu digunakan sarana bendahara duniawi yang hina, sedikit nilainya dan segera hancur ini. D. Pantangan Ahli ilmu Orang berilmu itu hendaklah jangan membuat dirinya sendiri menjadi hina lantaran tamak terhadap sesuatu yang tidak semestinya, jangan sampai terjerumus ke dalam lembah kehinaan ilmu dan ahli ilmu. Ia supaya berbuat tawadu’ sikap tengah-tengah antara sombong dan kecil hati, berbuat iffah, yang keterangan lebih jauhya bisa kita dapati dalam kitab akhlaq. E. Saran Khusus Buat pelajar Sebaiknya pelajar bisa mendapatkan buku wasiat tulisan Abu Hanifah yang tadinya untuk Yusuf Bin Khalid As-Simty waktu pulang kembali ketengah-tengah keluarganya. Dan buku ini bisa didapatkan oleh yang mau mencarinya. 3. MEMILIH ILMU, GURU,TEMANDAN KETABAHAN BERILMU A. Syarat-syarat Ilmu Yang Dipilih. Hendaknya lebih dahulu mempelajari ilmu tauhid, mengenali Allah lengkap dengan dalilnya. Karena orang yang imannya hanya taklid sekalipun menurut pendapat kita sudah syah, adalah tetap berdosa karena ia tidak mau beristidlal dalam masalah ini. Hendaknya pula memiluh ilmi-ilmu yang kuna, bukan yang baru lahir. Banyak ulama berkata “Tekunilah ilmu kuna, bukan yang baru saja ada.” Awas, jangan sampai terkena pengaruh perbantahan yang tumbuh subur setelah habisnya ualama besar, sebab menjurus untuk menjauhkan pelajar dari mengenali fiqh, hanya menghabiskan usia dengan tanpa guna, menumbuhkan sikap anti-pati/buas dan gemar bermusuhan. B. Syarat-syarat Guru Yang dipilih Dalam memilih guru, hendaklah mengambil yang lebih alim, waro’ dan juga lebih tua usianya. Sebagaimana Abu Hanifah setelah lebih dahulu memikir dan mempertimbangkan lebih lanjut, maka menentukan pilihannya kepada tuan Hammad Bin Abu Sulaiman. C. Bermusyawarah Seharusnyapelajar suka bermusyawarah dalam segala hal yang dihadapi. demikian, karena Allah Swt memerintahkan Rasulullah Saw. Agar memusyawarahkan segala halnya. Toh tiada orang lain yang lebih pintar dari beliau, dan masih diperintahkan musyawarah, hingga urusan-urusan rumah tangga beliau sendiri. Menuntut ilmu adalah perkara paling mulya, tetapi juga paling sulit. Karena itulah, musyawarah disi lebih penting dan diharuskan pelaksanaannya. D. Sabar dan Tabah Dalam Belajar Ketahuilah! Sabar dan tabah itu pangkal keutamaan dalam segala hal, tetapi jarang yang bisa melakukan. Sebagaimana syaiir dikatakan Segala sesuatau, maunya tinggi yang di tuju Tapi jarang, hati tabah di emban orang Ada dikatakan “Keberanian ialah sabar sejenak.” Maka sebaiknya pelajar mempunyai hati tabah dan sabar dalam belajar kepada sang guru, dalam mempelajari suatu, jangan sampai ditinggalkan sebelum sempurna dipelajari, dalam satu bidang ilmu jangan sampai berpindah bidang lain sebelum memahaminya benar-benar, dan juga dalam tempat belajar jangan sampai berpindah kelain daerah kecuali karena terpaksa. Juga berhati sabar dalam menghadapi cobaan dan bencana. Ada dikatakan “Gudang simpanan cita, terletak pada banyaknya bencana.” E. Memilih Teman Tentang memilih teman, hendaklah memilih yang tekun, waro, bertabiat jujur serta mudah memahami masalah. Menyingkiri orang pemalas, penganggur, banyak bicara, suka mengacau dan gemar memfitnah. Syiir dikatakan Jangan bertanya siapakah dia? Cukup kau tahu oh itu siapapun dia, mesti berwataq seperti temannya. Bila kawanya durhaka, singkirilah dia serta bagus budinya, rangkullah dia, berbahagia! Disyi’irkan buatku Jangan kau temani sipemalas, hindari segala halnya, banyak orang shaleh menjadi kandas, sebab rerusuh sandarannya Menjalar tolol kepada cendikia, amat cepat terlalu laksana api bara, ia padam di atas abu Ada dikatakan kata hikmah dalam bahasa persi Teman yang durhaka, lebih berbisa daripada ular yang bahaya Demi Allah Yang Maha Tinggi, Nan Maha Suci Teman buruk, membawamu ke neraka jahim Teman bagus, mengajakmu ke sorga na’im 4. MENGAGUNGKAN ILMU DAN AHLI ILMU A. Mengagungkan ilmu Penting diketahui, Seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak pula ilmunya dapat bermanfaat, selain jika mau mengagungkan ilmu itu sendiri, ahli ilmu, dan menghormati keagungan gurunya. B. Mengagungkan Guru Termasuk arti mengagungkan ilmu, yaitu menghormati pada sang guru. Ali ra berkata “Sayalah menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf. Terserah padanya, saya mau dijual, di merdekakan ataupun tetap menjadi hambanya.” Termasuk arti menghormati guru, yaitu jangan berjalan di depannya, duduk di tempatnya, memulai mengajak bicara kecuali atas perkenan darinya, berbicara macam-macam darinya, dan menanyakan hal-hal yang membosankannya, cukuplah dengan sabar menanti diluar hingga ia sendiri yang keluar dari rumah. Pada pokoknya, adalah melakukan hal-hal yang membuatnya rela, menjauhkan amarahnya dan menjungjung tinggi perintahnya yang tidak bertentangan dengan agama, sebab orang tidak boleh taat kepada makhluk dalam melakukan perbuatan durhak kepada Allah Maha Pencipta. Termasuk arti menghormati guru pula, yaitu menghormati putera dan semua oarang yang bersangkut paut dengannya. Barang siapa melukai hati sang gurunya, berkah ilmunya tertutup dan hanya sedikit kemamfaatannya. C. Memulyakan Kitab Termasuk memulykan yang harus dilakukan, hendaknya jangan membentangkan kaki kearah kitab. Guru kita Burhanuddin pernah membawakan cerita dri seorang ulama yang mengtakan ada seoranag ahli fikih meletakan botol tinta di atas kitab. Ulama itu sraya berkata “Tidak bermanfaat ilmumu. Guru kita Qodli Fakhrul Islam yang termasyur dengan Qodli Khan pernah berkata “Kalau yang demikian itu tidak dimaksud meremehkan, maka tidak mengapalah. Namun lebih baiknya disingkiri saja.” Termasuk pula arti mengagungkan, hendak menulis kitab sebaik mungkin. Jangan kabur, jangan pula membuat catatan penyela/penjelas yang membuat tulisan kitab tidak jelas lagi, kecuali terpaksa harus dibuat begitu. Abu hanifah pernah mengetahui seorang yang tidak jelas tulisannya, lalu ujarnya “Jangan kau bikin tulisanmu tidak jelas, sedang kau kalau ada umur panjang akan hidup menyesal, dan jika mati akan dimaki.” Maksudnya, jika kau semakin tua dan matamua rabun, akan menyesali perbuatanmua sendiri itu. Sebaiknya pula jangan ada warna merah didalam kitab, karena hal itu perbuatan kaum filsafat bukan ulama salaf. Lebih dari itu ada diantara guru-guru kita yang tidak suka memakai kendaraan yang berwarna merah. D. Menghormati Teman Termasuk makna mengagungkan ilmu pula, yaitu menghormati teman belajar dan guru pengajar. Bercumbu rayu itu tidak dibenarkan, selain dalam menuntut ilmu. Malah sebaliknya di sini bercumbu rayu degnan guru dan teman sebangku pelajarannya. E. Sikap Selalu Hormat Dan Khidmah Hendaknya penuntut ilmu memperhatikan segala ilmu dan hikmah atas dasar selalu mengagungkan dan menghormati, sekalipun masalah yang itu-itu saja telah ia dengar seribu kali. Adalah dikatakan “Barang siapa yang telah mengagungkannya setelah lebih dari 1000 kali tidak sebagaimana pada pertama kalinya, ia tidak termasuk ahli ilmu.” F. Jangan Memilih Ilmu Sendiri Hendaklah sang murid jangan menentukan pilihan sendiri terhadap ilmu yang akan dipelajari. Hal itu dipersilahkan sang guru untuk menentukannya, karena dialah yang telah berkali-kali melakukan percobaan serta dia pula yang mengetahui ilmu yang sebaiknya diajarkan kepada seseorang dan sesuai dengan tabiatnya. G. Jangan Duduk Terlalu Dekat Dengan Guru Diwaktu belajar, hendaklah jangan duduk terlalu mendekati gurunya, selain bila terpaksa. Duduklah sejauh antar busur panah. Karena dengan begitu, akan terlihat mengagungkan sang guru. H. Menyingkiri Akhlak Tercela Pelajar selalu memnjaga dirinya daripada akhlak-akhlak yang tercela. Karena akhlak buruk itu ibarat anjing. Rasulullah saw bersabda “Malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar atau anjing”. Padahal orang belajar itu dengan perantara malaikat. Dan terutama yang disingkiri adalah sikap takabur dan sombong. Syai’ir dikatakan ilmu itu musuh bagi penyombong diri laksan air bah, musuh dataran tinggi Diraih keagungan dengan kesungguhan bukan semata dengan harta tumpukan bisakah agung didapat? Dengan harta tanpa semangat? Banyak sahaya, menduduki tingkat merdeka Banyak orang merdeka, menduduki tingkat sahaya 5. SUNGGUH-SUNGGUH, KONTINUITASDAN CITA-CITA LUHUR A. Kesungguhan Hati Selain itu semua, pelajar juga harus bersungguh hati dalam belajar serta kontinu terus-terusan. Seperti itu pula di tunjukkan firman Allah “Dan Orang-orang yang mencari keridhaan Kami, niscaya Kami tunjukkan mereka kepada jalan-jalan Kami” Surat 29, Al-Ankabut 69. Ada dikatakan pula “siapa sungguh-sungguh dalam mencari sesuatu pastilah ketemu” “Brangsiapa mengetuk pintu bertubi-tubi, pasti dapat memasuki”. ada dikatakan lagi “Sejauhmana usahamu, sekian pula tercapai cita-citamu” Syi’ir gubahan Asy-Syafi’iy dikemukan kepadaku oleh Al Ustadz Sadiduddin Asy-Syairaziy Dengan kesungguhan, hal yng jauh jadi berada pintu terkuncipun jadi terbuka Titah Allah yang paling berhaq bilang sengsara, yang bercita tinggi namun hidupnya miskin papa Disini bukti kelestarian taqdir dan hukumNya, bila sipandai hidup sengsara, sedang sibodoh cukup berharta Tapi yang hidup akalny, tidak di beri harta dan benda, keduanya pada berpisah, satu disini satu disana Pelajar pula harus sanggup tidak tidur bermalam-malam sebagaimanakata penyair Seukur kesulitan, ukuran keluhuran, siapa ingin luhur, jangan tidur semalaman Kau ingin mulya, tapi tidur di malam hari,dengan menyelam laut, permata kan didapati Keluhuran derajat, dengan hikmah yang tinggi, keluhuran seseorang, dengan berjaga di malam hari Oh tuhan, kubuang tidurku di malam hari, demi ridhaMu Ya Maulal Mawali Siapa tanpa mau sengsara inginkan keluhuran, mengulur umur yang takkan kedapatan Tolonglah saya agar mendapat ilmu, sampaikan saya dikemulyaan sisiMu Jadikanlah malam, unta tunggangann buat kau dapat, yang kau citakan Ada dikatakan “Barang siapa tidak tidur dimalam hari, hatinya bahagia di siang hari.” B. kontinuitas dan mengulang pelajaran Tidak boleh tidak, pelajar harus dengan kontinyu sanggup dan mengulangi pelajaran yang telah lewat. Hal itu dilakukan pada awal waktu malam, akhir waktu malam. Sebab waktu diantara maghrib dan isya, demikian pula waktu sahur puasa adalah membawa berkah. C. Menyantuni Diri Jangan membuat dirinya sendiri bersusah payah, hingga jadi lemah dan tak mampu berbuat apa-apa. Ia harus selalu menyantuni dirinya sendiri. Kesantunan itu mendasari kesuksesan segala hal. Rasulullah saw. Bersabda “Ingatlah, bahwa islam itu agama yang kokoh. Santunilah dirimu dalam menunaikan tugas agama, jangan kau buat dirimu sengsara lantaran ibadahmu kepada Allah. Karena orang yang telah hilang kekuatannya itu, tiada bisa memutus bumi dan tiada pula kendaraan tunggangannya.” D. Cita-cita Luhur Pelajar harus luhur cita-citanya dalam berilmu. Manusia itu akan terbang dengan cita-citanya, sebagaimna halnya burung terbang dengan kedua sayapnya. Abuth-Thoyyib berucap Seberapa kadar ahli cita, si cita-cita kan didapati Seberapa kadar orang mulya, sikemulyaan kan di temui Barang kecil tampaknya besar, dimata orang bercita kecil Barang besar dimata oarang bercita besar, tampaknya kecil E. Usah sekuat Tenaga Hendaklah pelajar bersungguh-sungguh sampai terasa letih guna mencapai kesuksesan, dan tak kenal berhenti, dan dengan cara menghayati keutamaan ilmu. Ilmu itu kekal, sedang harta adalah fana, seperti apa yang dikemukakan oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Kami rela, bagian Allah untuk kami Ilmu untuk kami, harta buat musuh kami Dalam waktu singkat, harta jadi musna Namun ilmu, abaditak akan sirna Ilmu yang bermanfaat akan menjunjung tinggi nama seseorang, tetap harum namanya walaupun ia sudah mati. Dan karena begitu, ia dikatakan selalu hidup abadi. Syaikhul Ajall Al-Hasan bin Ali Al-Marghibaniy membawakan syi’ir buat kami Kaum bodoh, telah mati sebelum mati Orang alim, tetap hidup walaupun mati Demikian pula Syaikhul Islam Burhanuddin Kebodohan membunuh si bodoh sebelum matinya Belum dikubur, badanya telah jadi pusara Orang hidup tanpa berilmu, hukumnya mati Bila bangkit kembali, tak kan bisa bangkit kembali Lain lagi Orang berilmu, hidup kekal setelah mati Ruas tubuhnya telah hancur lebur di timbun duli Orang bodoh, jalan di bumi, mati hukumnya Dikira hidup, nyatanya mati Dibawakan lagi untukku Fiqh itu ilmu termahal,engkaulah yang memungut Siapa belajar, tak kan habis hikmah di dapat Curahkan dirimu, mempelajari yang belum tahu Awal bahagia, akhirpun bahagia, itulah ilmu Bagi orang yang berakal, telah cukuplah merasa terpanggil Menuju kesuksesan berilmu oleh sebagaimana kelezatan-kelezatan ilmu, fiqh dan kebahagian yang timbul bila sedang faham terhadap suatu masalah. 6. PERMULAN BELAJAR UKURAN BELAJARDAN TATA TERTIBNYA A. Hari Mulai Belajar Guru kita Syaikhul Islam Burhanuddin memulai belajar tepat Pada hari rabu. Dalam hal ini beliau telah meriwayatkan sebuah hadist sebagai dasarnya, dan ujarnya Rasulullah saw bersabda ” tiada lain segala sesuatu yang di mulai pada hari rabu, kecuali akan menjadi sempurna.” Demikianlah, karena pada hari rabu itu Allah menciptakan cahaya, dan hari itu pula merupakan hari sial bagi orang kafir yang berarti bagi orang mukmin hari yang berkah. B. Panjang Pendeknya Pelajaran Mengenai ukuran seberapa panjang panjang yang baru dikaji, menurut keterangan Abu Hanifah adalah bahwa Syaikh Qadli Imam Umar bin Abu Bakar Az-Zanji berkata guru-guru kami berkata “sebaiknya bagi oarang yang mulai belajar, mengambil pelajaran baru sepanjang yang kira-kira mampu dihapalkan dengan faham, setelah diajarkannya dua kali berulang. Kemudian untuk setiap hari, ditambah sedikit demi sedikit sehingga setelah banyak dan panjang pun masih bisa menghapal dengan paham pula setelah diulanga dua kali. Demikianlah lambat laun setapak demi setapak. Apabila pelajaran pertama yang dikaji itu terlalu panjang sehingga para pelajar memerlukan diulanganya 10 kali, maka untuk seterusnya sampai yang terakhirpun begitu. Karena hal itu menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan kecuali dengan susah payah.” Ada dikatakan “pelajaran baru satu huruf, pengulangannya seribu kali.” C. Tingkat Pelajaran Yang Di Dahulukan Sebaiknya dimulai dengan pelajaran-pelajaran yang dengan mudah telah bisa di fahami. Syaikhul Islam Ustadz Syarifuddin Al-Uqaili berkata; “Menurut saya, yang benar dalam masalah ini adalah seperti yang telah dikemukakan oleh para guru kita. Yaitu untuk murid yang baru, mereka pilihkan kitab-kitab yang ringkas/kecil. Sebab dengan begitu akan lebih mudah di fahami dan di hapal, serta tidak membosankan lagi pula banyak terperaktekan. D. Membuat Catatan Sebaiknya sang murid membuat catatan sendiri mengenai pelajaran-pelajaran yang sudah di fahami hafalannya, untuk kemudian sering diulang-ulang kembali. Karena dengan cara begitu, akan bermanfaat sekali. Jangan sampai menulis apa saja yang ia sendiri tidak tahu maksudnya, karena hal ini akan menumpulkan otak dan waktupun hilang dengan sia-sia belaka. E. Usaha Memahami Pelajaran Pelajar hendaknya mencurahkan kemampuannya dalam memahami pelajaran dari sang guru, atau boleh juga dengan cara diangan-angan sendiri, di fikir-fikir dan sering diulang-ulang sendiri. Karena bila pelajaran yang baru itu hanya sedikit dan sering diulang-ulang sendiri, akhirnyapun dapat dimengerti. Orang berkata “Hafal dua huruf lebih bagus daripada mendengarkan saja dua batas pelajaran. Dan memahami dua huruf lebih baik daripada menghapal dua batas pelajaran. Apabila seseorang telah pernah satu atau dua kali mengabaikan dan tidak mau berusaha, maka menjadi terbisakan, dan menjadi tidak bisa memahami kalimat yang tidak panjang sekalipun. F. Mudzakarah Munadharah Dan Mutharahah Seorang pelajar seharusnya melakukan Mudzakarah forum saling mengingatkan, munadharah forum saling mengadu pandangan dan mutharahah diskusi. Hal ini dilakukan atas dasar keinsyafan, kalem dan penghayatan serta menyingkiri hal-hal yang berakibat negatif. Apabila di dalam pembahasan itu dimaksudkan untuk sekedar mengobarkan perang lidah, maka tidak diperbolehkan menurut agama. Yang diperbolehkan adalah dalam rangka mencari kebenaran. Bicara berbelit-belit dan membuat alasan itu tidak diperkenankan, selama musuh bicaranya tidak sekedar mencari kemenangan dan masih dalam mencari kebenaran. Bila kepada Muhammad bin Yahya diajukan suatu kemuskilan yang beliau sendiri belum menemukan pemecahannya, maka ia katakan “pertanyaan anda saya catat dahulu untuk kucari pemecahannya. Diatas orang berilmu, masih ada yang lebih banyak ilmunya.” Faedah mutharahah dan mudzakarah itu jelas lebih besar daripada sekedar mengulang pelajaran sendirian, sebab disamping berarti mengulang pelajaran, juga menambah pengetahuan yang baru. Ada dikatakan “Sesaat mutharahah dilakukan, lebih bagus mengulang pelajaran sebulan. “Sudah tentu harus dilakukan dengan orang yang insaf dan bertabiat jujur. Awas jangan mudzakarah dengan orang yang sekedar mencari menang dalam pembicaraan semata, lagi pula bertabiat tidak jujur. Sebab tabiat itu suka merampas, akhlak mudah menjalar sedang perkumpulan pengaruhnya besar. G. Menggali Ilmu Pelajar hendaknya membiasakan diri sepanjang waktu untuk mengangan-angan dan memikirkan. Karena itu, orang berkata “angan-anganlah, pasti akan kau temukan.” Tidak bisa tidak, agar omongan tepat itu harus terlebih dahulu di angan-angan sebelum berbicara. Ucapan adalah laksana anak panah, dimana tepat pada sasaran bila dibidikan terlebih dahulu dengan mengangan-angan. Dalam Ushul Fiqh ada dikatakan bahwa mengangan-angan adalah dasar yang amat penting. Maksudnya, hendaklah ucapan ahli fiqh yang teliti itu terlebih dahulu harus diangan-angan. Ada diaktakan “Modal akal ialah ucapan yang tidak sembarangan serta diangan-angan terlebih dahulu.” Seluruh waktunya dan dalam situasi bagaimanapun, pelajar hendaknya mengambil pelajaran dari siapapun. Rasulullah saw bersabda “Hikmah itu barang hilangnya orang mukmin dimana asal ia temui supaya diambil juga.” Ada dikatakan “Ambillah yang jernih tinggalkanlah yang keruh.” Dikala kepada Abu Yusuf ditanyakan “Dengan apakah tuan memperoleh ilmu? beliau menjawab “Saya tidak merasa malu belajar dan tidak kikir mengajar”. Ada ditanyakan kepada Ibnu Abbas ra “dengan apakah tuan mendapat ilmu?” beliau menjawab “Dengan lisan banyak bertanya dan hati selalu berpikir.” H. Pembiayaan Untuk Ilmu Orang yang kebetulan sehat badan dan pikirannya, tiada lagi alasan baginya untuk tidak belajar dan tafaqquh sebab tidak ada lagi yang lebih melarat daripada Abu Yusuf, tapi toh tidak pernah melupakan pelajarannya. Apabila seseorang kebetulan kaya raya, alangkah bagusnya bila harta yang halal itu di miliki orang shaleh. Ada ditanyakan kepada seorang yang alim “dengan apa tuan mendapatkan ilmu?” lalu menjawabnya “Dengan ayahku yang kaya. Dengan kekayaan itu, beliau berbakti kepada ahli ilmu dan ahli keutamaan”. Perbuatan seperti ini, berarti mensyukuri nikmat akal dan ilmu, yang hal itu menyebabkan bertambahnya ilmu. I. Bersyukur Demikianlah, pelajar harus menyatakan syukurnya dengan lisan, hati, badan dan juga hartanya. Mengetahui/menyadari bahwa kefahaman, ilmu dan taufik itu semuanya datang dari hadirat Allah Swt. Memohon hidayahnya dengan berdo’a dan meronta, karena hanya Dialah yang memberikan hidayah kepada siapa saja yang memohon. J. Pengorbanan Harta Demi Ilmu Dengan harta yang dimiliki, hendaklah suka membeli kitab dan mengaji menulis jika diperlukan. Demikian itu akan lebih memudahkan belajar dan bertafaqquh. K. Pelaksanaan Pelajaran Keterampilan Nabi saw bersabda “Karena khawatir melarat, semua manusia telah jadi melarat’. Pelajar-pelajar dimasa dulu sebelum mempelajari ilmu agama, lebih dahulu belajar bekerja, agar dengan begitu tidak tama’ mengharap harta orang lain. Dalam kata hikmah disebutkan “Barangsiapa mencukupi diri dengan harta orang lain, berarti ia melarat.” Jika orang alim bersifat tama’, hilanglah nilai ilmunya dan ucapannya tidak bisa dibenarkan lagi. Karena itu, Rasulullah saw pembawa syareat berlindung diri dari sabdanya “Aku berlindung diri kepada Allah dari sifat tama’ yang membawa kepada tabiat jahat.” L. Lillahi Ta’ala Tumpuan harapan sang pelajar hanyalah kepada Allah, takutpun hanya kepadaNya. Sikap tersebut bisa di ukur dengan melampaui batas-batas agama atau tidak. M. Mengukur Kemampuan Diri Sendiri Hendaknya yang lebih efisien dan efektif untuk menghafalkan pelajaran yaitu Pelajaran hari kemarin diulang 5 kali, hari lusa 4 kali hari kemarin lusa 3 kali, hari sebelum itu 2 kali dan hari sebelumnya lagi 1kali. N. Metoda Menghafal Suatu cara yang efisien dan efektif untuk menghafalkan pelajaran yaitu Pelajaran hari kemarin diulang 5 kali, hari lusa 4 kali, hari kemarin lusa 3 kali, hari sebelum itu 2 kali, dan hari sebelumnya lagi satu kali. Hendaknya dalam mengulangi pelajarannya itu jangan pelan-pelan. Belajar lebih bagus bersuara kuat dengan penuh semangat. Namun jangan terlalu keras, dan jangan pula hingga menyusahkan dirinya yang menyebabkan tidak bisa belajar lagi. Segala sesuatu yang terbaik adalah yang cukupan. O. Panik Dan Bingung Seyogyanya pelajar tidak panik dan kebingungan, sebab itu semua adalah afat. Guru kita Syaikhul Islam Burhanuddin berkata “Sesungguhnya saya dapat melebihi teman-temanku adalah karana selama belajar tidak pernah merasa panik, kendor dan kacau”. 7. Sebuah Methode Belajar. Guru kami Syaikh Qadli Imam Fakhrul Islam Qadlikhan berkata Bagi pelajar Fiqh, agar selalu hafal di luar kepala sebuah kitab fiqh. Dengan begitu, akan lebih memudahkan dalam mnghafalkan ilmu fiqh yang baru yang di dengarkan. 8. MASA BELAJAR Ada dikatakan “Masa belajar itu sejak manusia berada di buaian hingga masuk keliang kubur. “Hasan bin Ziyad waktu sudah berumur 80 tahun baru mulai belajar fiqh, 40 tahun berjalan tidak pernah tidur di ranjangnya, lalu 40 tahun berikutnya menjadi mufti. Masa yang paling cemerlang untuk belajar adalah permulaan masa-masa jadi pemuda, waktu sahur berpuasa dan waktu di antara magrib dan isya. 9. KASIH SAYANG DAN NASEHAT A. Kasih Sayang Orang alim hendaknya memiliki rasa kasih sayang, mau memberi nasehat serta jangan berbuat dengki. Dengki itu tidak akan bermanfaat, justru membahayakan diri sendiri. Sebuah hikayat diketengahkan. Shadrul Ajall Burhanul Aimmah membagi waktu untuk mengajar kedua orang putra beliau, yaitu Hasamuddin dan Tajuddin pada waktu agak siang begini, minat kami telah berkurang lagi pula merasa bosan”, sang ayahpun menyahut’ “sesungguhnya orang-orang perantauan dan putra-putra pembesar itu pada berdatangan kemari dari berbagai penjuru bumi. Karena itu mereka harus kuajar terlebih dahulu.” Nah, atas berkah sang ayah dan kasih sayangnya itulah, dua orang putra beliau menjadi alim fiqh yang melebihi ahli-ahli lain yang hidup pada masa itu. B. Menghadapi Kedengkian Selain tersebut di atas, orang alim hendaknya tidak usah turut melibatkan diri dalam arena pertikaian dan peperangan pendapat dengan orang lain, karena hal itu hanya membuat waktu menjadi habis sia-sia. Ada dikatakan “Pengamal kebajikan akan dibalas karena kebajikannya, sedang pelaku kejelekan itu telah cukup akan memberatkan siksa dirinya.” Ada dikatakan “Barangsiapa yang ingin memutuskan batang hidung lawannya, maka bacalah syi’ir di bawah ini berulang kali” dibawakan syi’ir itu buatku Jikalau engkau, ingin musuhmu jadi terhina Terbunuh susah, terbakar derita Maka caranya capailah mulya, tambahlah ilmu Sebab orang dengki, tambah susahnya Bila yang didengki, tambah ilmunya Dibawakan untukku, syi’ir Syakhul Amid Abul Farhal-Basthiy Orang alim tak akan selamat dari si bodoh, Bila si bodoh melaliminya dan membuat kisruh damailah saja dengn si bodoh jangan kau serang, bila sibodoh mau cerewet, tetaplah tenang. 10. MENGAMBIL PELAJARAN A. Saat-saat Mengambil pelajaran Pelajar hendaknya menggunakan setiap kesempatan waktunya untuk belajar, terus-menerus sampai memperoleh keutamaan. Caranya dilakukan bisa dengan selalu menyediakan botol wadah tinta untuk mencatat segala hal-hal ilmiah yang didapatinya. Ada dikatakan Hapalan akan lari, tapi tulisan tetap berdiri” dikatakan lagi “Yang disebut ilmu yaitu segala apa yang didapat dari ucapan ahli ilmu, karena mereka telah menghafal hal-hal yang bagus dari hasil pendengarannya dan mengucapkan yang bagus itu dari hafalan tersebut” saya mendengar ucapan Syaikhul Ustadz Zainul Islam yang terkenal dengan gelar Adibul Mukhtar Hilal bin Yasar berkata “Kulihat Nabi saw. Mengemukakan sepatah ilmu dan hikmah kepada sahabat beliau, lalu usulku “Ya Rasulullah, ulangilah untukku apa yang telah tuan sampaikan kepada mereka” beliau bertanya kepadaku “apakah engkau bawa botol dawat?” jawabku “tidak” beliaupun lagi bersabda “Oh Hilal, janganlah engkau berpisah dari botol dawat, karena sampai hari kiamat kebagusan itu selalu disana dan pada yang membawanya”. B. Mengambil Pelajaran Dari Para Sesepuh Hendaknya pelajar bisa mengambil pelajaran dari para sesepuh dan mencecap ilmu mereka. Tidak setiap yang telah berlalu bisa didapatkan kembali. Ali ra berkata Jikalau kamu menghadapi suatu perkara, maka tekunilah ia; berpaling dari ilmu Allah itu cukup akan membuat hina dan menyesal; mohonlah perlindungan Allah di waktu siang dan malam agar tidak melakukan tersebut diatas. C. Prihatin Dan Rendah Di Mata Manusia Pelajar harus sanggup menanggung derita hidup yang terpandang rendah di mata manusia, selama menuntut ilmu, karena seorang murid itu harus bercumbu rayu dengan guru, temannya dan juga orang-orang lain untuk mengambil pelajaran dari mereka. Ada dikatakan ilmu itu mulya tak bercampur hina, dan tak didapati hanya lewat kehinaan tak bercampur kemulyaan” maksudnya didapat dengan penuh derita yang terpandang rendah dimata manusia. 11. WARO’ PADA MASA BELAJAR A. Waro’ Dalam masalah waro’, sebagian ulama meriwayatkan hadist dari Rasulullah saw. “Barang siapa tidak berbuat waro’ waktu belajarnya, maka Allah memberinya ujian dengan salah satu tiga perkara dimatikan masih berusia muda, ditempatkan pada perkampungan orang-orang bodoh atau dijadikan pengabdi sang pejabat”. Jikalau mau membuat waro’ maka ilmunya lebih bermanfaat, belajarpun mudah dengan banyak-banyak berfaedah. Termasuk berbuat waro’ adalah memelihara dirinya jangan sampai perutnya kenyang amat, terlalu banyak tidur dan banyak membicarakan hal yang tak bermanfaat. Ada seorang zuhud ahli fiqh berwasiat kepada seorang murid Jagalah dirimu dari ghibah dan bergaul dan bergaul dengan orang yang banyak bicaranya. Lalu katanya lagi orang yang banyak bicara itu mencuri umurmu dan membuang sia-sia waktumu.” Termasuk waro lagi hendaknya menyingkiri kaum perusak, maksiat dan penganggur, sebab perkumpulan itu membawa pengaruh. Menghadap kiblat waktu belajar, bercerminkan diri dengan sunah Nabi, mohon dido’akan oleh para ulama ahli kebajikan dan jngan sampai terkena do’a tidak baiknya orang teraniaya kesemuanya itu termasuk waro’. B. Menghadap Qiblat Suatu hikayat. Ada dua orang pergi merantau untuk mencari ilmu. Merekapun belajar bersama-sama. Setelah berjalan bertahun-tahun, mereka kembali pulang. Ternyata satu alim, sedang satunya lagi tidak. Kemudian pernyataan ini menarik perhatian para ulama’ ahli fiqh daerah tersebut, lalu mereka bertanya kepada dua orang tadi, mengenai perbuatannya waktu sedang mengulang sendiri pelajarannya dan duduknya di waktu belajar. Atas hasil pertanyaan itu, mereka mengetahui bahwa orang alim tadi setiap mengulang pelajarannya selalu menghadap qiblat dan kota di mana ia mendapat ilmu. Tapi yang tidak alim, justru membelakanginya. Dengan demikian ahli fiqh dan para ulama sepakat bahwa orang yang menjadi alim tadi adalah atas berkahnya menghadap qiblat sebab itu dihukumi sunah, kecuali bila terpaksa. Dan berkah orang-orang muslimin disana, sebab kota tersebut tidak pernah kesepian dari orang-orang ibadah dan berbuat kebajikan. Yang jelas, untuk setiap malam pasti ada walaupun satu orang ahli ibadah yang mendo’akan kepadanya. C. Perbuatan Adab Dan Sunnah Pelajar hendaknya tidak mengabaikan perbuatan-perbuatan yang berstatus adab kesopanan, dan amal-amal kesunahan. Sebab siapa yang mengabaikan adab menjadi tertutup dari yang sunah, yang mengabaikan sunah tertutup dari fardlu, dan berarti tertutup dari kebahagiaan akhirat. Sebagian ulama’ berkata “Seperti hadist dari Rasulullah saw.” Hendaknya pula banyak-banyak melakukan shalat dengan khusu’ sebab dengan begitu akan lebih memudahkan mencapai kesuksesan belajar. Pelajar hendaknya selalu membawa buku untuk dipelajari. Ada dikatakan “Barangsiapa tak ada buku di sakunya, maka tak ada hikmah di hatinya.” Lalu buku itu hendaknya berwarna putih. Juga hendaknya membawa botol dawat, agar bisa mencatat segala pengetahuan yang di dengar. Sebagaimana di atas telah kami kemukakan Hadist riwayat Hilal bin Yasar. PENUTUP Dari bab pembahasan di atas, dapat kita lihat bahwa dari segi metode belajar yang dimuat Zarnuji dalam kitabnya itu meliputi dua kategori. Pertama, metode bersifat etik. Kedua, metode yang bersifat strategi. Metode yang bersifat etik antara lain mencakup niat dalam belajar; sedangkan metode yang bersifat teknik strategi meliputi cara memilih pelajaran, memilih guru, memilih teman dan langkah-langkah dalam belajar. Apabila dianalisa maka akan kelihatan dengan jelas Zarnuji mengutakan metode yang bersifat etik, karena dalam pembahasannya beliau cenderung mengutamakan masalah-masalah yang bernuansa pesan moral.
Materi kitab ta'lim mutaalim bab 1 bagian ke-1 yang membahas tentang hakikat ilmu, fiqih dan keutamaannya. Ta'lim Muta'allim - Bab 3 - Memilih Ilmu, Guru, Teman, dan Tabah by KITAB TA'LIM MUTA'ALIM : BAB 1 : HAKIKAT ILMU, FIQIH & KEUTAMAANNYA FATKUL AMRI - 2 DESEMBER 2016 3.
Terjemah Kitab Ta'lim Muta'alim Doc. Download dengan tombol di bawah. Ilmu adalah sangat penting karena ia sebagai sarana Kitab Tanbihul Muta'allim Pdf Download Terjemah Kitab PDF from terdiri dari tiga belas pasal Download kitab ta’limul muta’alim word dan pdf. Ilmu adalah sangat penting karena ia sebagai sarana Kitab Ta’lim Muta’alim Menuntut Ilmu Wajib Bagi Setiap Orang Tanpa Ada Batasan Waktu, Baik Itu Ilmu Agama Maupun Ilmu terjemah kitab ta'limul muta'alim terjemah kitab ta'lim muta'alim. Kamu dan kaf khitab mu ia juga jangan memanggil dengan namanya. Ilmu agama merupakan akar dari berbagai macam Yang Mempelajari Akhlak Menuntut ingin memiliki kitab makna pesantren lainnya, dalam bentuk pdf, anda bisa kunjungi toko فصل فى النية فى حال التعلم fasal tentang niat dalam mencari ilmu. Download dengan tombol di Kitab Ta Lim Muta daftar isi adabul alim wal muta allim. Itu tadi buku ta’limul muta’alim yang versi terjemahan bahasa indonesia, selanjutnya silahkan download yang versi tulisan bahasa arab. Semoga aplikasi ini bermanfaat bagi kita Opernah Diketahui Secara Pasti Kitab Ta'lim Muta'allim Ini Masuk Ke Negeri muta’allim “تعليم المتعلّم” judul Kitab ta’lim muta’alim dan terjemah. Andai kita gambarkan ilmu itu seperti sebuah bangunan rumah, maka ilmu Busana Muslim Doa Dan Wirid Hikmah Internasional Khutbah Konsultasi Syariah Kumpulan Kitab Lirik Nu Ramadhan Terjemah Tips Blogger Tokoh bagi anda yang ingin mendapatkan dan mempelajari kitab ini, berikut ini kami bagikan dua versi sekaligus, yang dapat anda download secara gratis Bab 1 babul awalawal, dalam bab ini menguraikan tentang keutamaan mempelajari dan mengajarkan ilmu serta keutamaan sebuah ilmu dan seorang ulama. Kitab ini saya beri nama ta’limul muta’alim thariqatta’allum. kitab mutaalim talim terjemah
PEMBELAJARANKITAB TA'LIM AL- MUTA'ALLIM DAN AKHLAK MAHASISWA PONDOK PESANTREN HIDAYATUL QULUB TAMBAKAJI NGALIYAN SEMARANG TERHADAP DOSEN UIN WALISONGO SEMARANG. by Dewi Putri. RESUME SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI. by amilia rahmah. Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF.
KitabTa'lim Muta'allim ini adalah satu-satunya adikarya Imam Zarnuji yang sampai di tangan kita. Tidak banyak riwayat yang menceritakan tokoh pendidikan Islam sepanjang zaman satu ini. Mengapa Edisi Ta'lim Muta'allim ini berbeda? Satu buku dua bahasa: Dilengkapi dengan teks kitab bahasa Arab; Terdapat bagan ringkasan di tiap bab
zASa. 159ck0ksu2.pages.dev/227159ck0ksu2.pages.dev/244159ck0ksu2.pages.dev/176159ck0ksu2.pages.dev/178159ck0ksu2.pages.dev/256159ck0ksu2.pages.dev/46159ck0ksu2.pages.dev/84159ck0ksu2.pages.dev/356159ck0ksu2.pages.dev/221
rangkuman kitab ta lim muta alim